Surga Terancam: Sejarah Kelam Penambangan Nikel di Raja Ampat

Surga Terancam, sebuah julukan yang melekat pada keindahan Raja Ampat, kini menghadapi sejarah kelam. Ancaman penambangan nikel, meskipun belum beroperasi penuh, telah meninggalkan jejak kekhawatiran mendalam. Eksplorasi mineral di wilayah yang dikenal sebagai jantung keanekaragaman hayati laut dunia ini memicu protes keras dan pertanyaan besar tentang masa depan ekosistemnya yang tak ternilai harganya.

Raja Ampat, dengan gugusan pulau karst dan terumbu karang yang memukau, adalah rumah bagi lebih dari 75% spesies karang dunia. Keindahan bawah lautnya menarik penyelam dan ilmuwan dari seluruh penjuru bumi, menjadikannya ikon pariwisata bahari dan pusat penelitian biologi laut yang tak tergantikan.

Namun, di balik panorama indah ini, tersimpan potensi Surga Terancam oleh industri ekstraktif. Pulau-pulau di Raja Ampat, khususnya Pulau Gag, diketahui memiliki kandungan nikel yang signifikan. Nikel adalah logam penting untuk baterai kendaraan listrik dan baja nirkarat, yang meningkatkan minat pertambangan.

Sejarah kelam ini dimulai beberapa dekade lalu, ketika izin konsesi pertambangan nikel diberikan di beberapa pulau. Meskipun sebagian izin telah dicabut atau belum berlanjut ke tahap operasi, kenangan dan kekhawatiran akan kerusakan lingkungan tetap membayangi masyarakat adat dan pegiat lingkungan.

Prospek penambangan nikel memicu alarm. Proses penambangan nikel, terutama nikel laterit yang umum di wilayah tropis, seringkali melibatkan pembukaan lahan skala besar, deforestasi, dan pengupasan lapisan tanah. Ini dapat menyebabkan erosi masif dan sedimentasi ke laut.

Sedimentasi dari darat akan mencemari perairan dangkal, mengubur terumbu karang yang sensitif, dan merusak ekosistem pesisir. Pencemaran logam berat dari limbah tambang juga menjadi kekhawatiran serius, berpotensi meracuni biota laut dan rantai makanan.

Dampak jangka panjang pada ekosistem laut Raja Ampat akan sangat merusak. Hilangnya terumbu karang tidak hanya berarti hilangnya habitat ikan dan biota laut lainnya, tetapi juga kehancuran mata pencarian masyarakat lokal yang bergantung pada perikanan dan pariwisata bahari.

Kampanye #SaveRajaAmpat dan berbagai advokasi lingkungan telah berhasil menunda atau membatalkan beberapa proyek pertambangan. Namun, ancaman itu masih ada selama potensi ekonomi nikel terus menggiurkan, menjaga Surga Terancam ini dalam kewaspadaan.